Bagaimana aku menemukan cara mencintaiMu yang lebih besar
dari apapun, sementara Kau mencintaiku melalui apapun.
Sungguh aku tak ingin hanya mencintaiku dengan cara akhirat
– aku ingin mencintaiMu jauh. Jauh sebelum aku sanggup menemuiMu. Maka
demikianlah aku mencintaimu dengan cara dunia: Izinkanlah aku membawakanMu
kebahagiaan ibuku, senyum istriku, tawa anakku. Izinkan aku mencintaiMu dengan
kebahagiaan yang kuberikan bagi orang –orang yang selama ini mengalirkan
cintaMu untukku.
Jadi, please, Tuhan, aku tak mau jadi orang murung yang hanya
membawakan arwahku untukMu: Aku tak ingin mencintaiMu dengan cara berdukacita.
Tuhan, jika mereka menganggapku penuh dosa, maka biarkan aku
mencintaiMu sebesar dosa-dosaku: Aku ingin mencintaiMu sebesar rasa percayaku
bahwa Kau akan selalu bersedia menerimaku apa adanya. Aku ingin mencintaiMu
seperti sepersekian detik perasaan adam dan hawa saat mereka pertama kali
terlempar ke dunia: Sehingga kapanpun aku menyesal telah mengkhianatiMu, Kau
selalu dengan penuh kasih memanggilku untuk pulang ke pangkuanMu.
Demikianlah
aku mencintaiMu dengan cara dunia, Tuhan: barangkali ia memang rusak dan tak sempurna tetapi nyata.
- Fahd Pahdepie dalam buku Perjalanan Rasa
No comments:
Post a Comment