Tuesday, January 31, 2012

Punya Favicon dong (Pamer..)

Lihat-lihat saya punya favicon untuk blogspot saya. hehe. Buat sendiri pake Microsoft Power Point. Harap maklum saya belum bisa pakai Photoshop apalagi Corel Draw.

Tidak ada filosofinya dalam pemilihan warna, saya belum pandai memadu madankan warna. Asal pilih saja, ternyata merah putih ya seperti bendera. Sedangkan filosofi untuk huruf am yang terpajang adalah singkatan nama saya (gak ada yang pengen tahu juga ya. Hehe)

Majang Komentar di Situs Penulis Terkemuka

Tulisan yang saya buat untuk menangin hadiah buku dari penulis Gola Gong. (Haha PD banget)

http://www.mytravelwriter.com/

Siapa yang tak kenal Semarang, kota besar selain Jakarta di pulau Jawa. Ingin wisata dengan biaya murah di kota ini, tak perlu jauh–jauh cukup di dalam kotanya saja sudah banyak tempat yang bisa dikunjungi selain pusat perbelanjaan tentunya. Sebelum tiba di jantung kota Semarang, terdapat jalan Pahlawan tempat muda-mudi menghabiskan waktu sekedar duduk, makan jagung rebus atau berfoto. Wajib dikunjungi saat Minggu pagi atau Sabtu malam. Berjalan sedikit sambil menikmati malam Minggu atau olahraga Minggu pagi ketika car free day menuju jantung kota Semarang, terdapat bundaran Simpang Lima yang dikelilingi dua pusat perbelanjaan dan jika malam hari terdapat pujasera di sekelilingnya. Tak jauh dari sana hanya naik angkutan umum, terdapat tempat wisata kebanggaan Semarang lainnya yaitu Tugu Muda yang terletak di tengah bundaran jalan Pemuda. Menyebrang sedikit dari bundaran ada Lawang Sewu dengan biaya Rp 10000 dan Rp 50000 untuk guidenya (datanglah ramai-ramai maka biayanya jadi lebih murah). Dan belum dianggap ke Semarang kalau belum mengunjungi tempat itu.

Berjalan menyusuri jalan Pemuda ada pusat perbelanjaan termegah di Semarang selain disuguhi bangunan tua di SMA 3 dan kantor Balai Kota Semarang. Jika kembali ke bundaran tugu muda, tidak terlalu jauh dari sana ada pusat oleh-oleh Semarang yang ternama. Dan jika melanjutkan perjalanan ke arah kiri dengan angkutan umum hingga jembatan Kali Garang kemudian menyusuri jalan Kali Garang terdapat wisata lainnya yaitu Klenteng Sam Poo Kong dengan biaya masuk Rp 3000 saja. Wisata rohani lainnya yaitu Masjid Agung Jawa Tengah datanglah hari Jumat saat payung di dalam masjid terbuka, jangan lupa naik menara dengan biaya Rp 5000 sudah bisa melihat Semarang dari atas dan museum tentang dakwah Islam di Jawa Tengah. Jangan lupa mampir ke Gombel saat malam hari, suguhan pemandangan kota Semarang bawah dengan lampu warna-warninya serta hawa dingin sungguh memukau.

Rukuh

Hai kalian tahu kan rukuh? ituloh kita biasa menyebutnya mukena atau alat solat bagi wanita muslim.

Sedikit ingin menceritakan kekaguman saya pada pusat perbelanjaan yang ada di Semarang pertama Java Mall berlokasi tak jauh dari kosan tepatnya di daerah Sriwijaya , kedua Citra Land berlokasi tepat di jantung kota Semarang berdekatan dengan bundaran Simpang Lima, ketiga Matahari yang punya jalur terhubung dengan Citra land serta Paragon dan DP mall berlokasi di jalan Pemuda.

Loh apa kaitannya rukuh 5 mall besar di kota Semarang.

Mari kututurkan cerita kekagumanku.

Saya termasuk tipe orang yang suka mengunjungi mall (padahal ga beli apa apa. hee). Terkadang saya lupa waktu dalam berbelanja (loh tadi katanya ga beli apa apa) sehingga sudah masuk waktu solat, umumnya maghrib atau ashar. Daripada pulang dan memaksakan solat di kosan yang belum tentu waktunya terkejar atau memang masih ingin mutar mutar, maka saya memilih solat di mall.

Mall pertama yang saya tumpangi solat adalah Java mall. Musolanya terletak di lantai paling bawah alias parkiran tapi masih dalam gedung mall. Kelengkapan solat yang biasa saya temui di mall Jakarta dan sekitarnya (tidak semua sih, sebagian kecil saja) tidak layak pakai untuk menambah kehusyukan solat (bau maksudnya dan lusuh penampakannya) Padahal kan ingin bertemu Sang Maha Pencipta. Tapi tidak di mall ini, rukuh dengan berbagai warna (ungu, merah, biru, coklat, hijau dan abu-abu) menghiasi musola kecil tersebut. Selain berwarna warni rukuh itupun berbahan parasut yang sangat nyaman dipakai (tidak bikin kegerahan atau terbang terkena hempasan). Gimana saya ga kagum coba.

Mall lain yang saya tumpangi solat adalah Citra land. Musolanya terletak di lantai paling atas namun terpecil lewat pintu darurat. Awalnya saya kesal karena letaknya yang nggak banget, mana lokasinya seadanya. Tapi saat saya lihat rukuh warna warni yang berjejer rapi depan sajadah, kesal saya pun hilang. Rukuh warna warni yang sama yang saya temui di Java mall.

Mall selanjutnya adalah Paragon, mall termegah ini memiliki musola di lantai 2. Saya tidak kaget kalau fasilitas di dalamnya lebih baik dari dua mall sebelumnya. Tempat wudhu yang terpisah dan harus menyerahkan KTP saat meminjam rukuh dan sajadahnya menambah kebagusan musola ini. Dan apa yang saya dapati saat berada dalam musola wanitanya adalah rukuh warna warni lagi yang dipakai oleh para pengunjung. Dp mall yang memiliki musola di luar gedung mall alias ga jauh2 dari parkiran ini juga memajang rukuh warna warni.

Matahari adalah mall terakhir yang baru saja saya kunjungi musolanya. Setelah menemani teman berkeliling mencari kemeja, kami pun solat asar agar tenang dalam perjalanan pulang nanti. Musolanya terletak di lantai 5. dan lagi lagi saya mendapati rukuh warna warni. wew.

Saya belum memperhatikan secara seksama, tapi di bagian belakang rukuh warna warni bertuliskan (mmm mungkin nama yayasan). Ok untuk lebih jelasnya saya akan main ke mall lagi. loh. !@#%#?!$^

Nikah Jauh

Judul yang cukup mengundang seruan ciyee ciyee nih, udah umur dia atas 20 mah ditanya terus (lagi-lagi memproklamirkan diri sudah tidak muda lagi). Sebenarnya hanya ingin menceritakan kondangan terjauh dan bermodal besar yang saya datangi. Hehe. Bayangkan saja, saya yang saat ini bermukim di Jawa Tengah tepatnya kota Semarang kondangan ke Jawa Timur men. Jauh kan, jauh lah plis.

Motto hadir ke nikahan ini adalah sekali dayung dua tiga pulau terlampaui (artinya sekalian datang nikahan jalan-jalan, foto-foto sama beli oleh-oleh juga kesampean.eaa). Nikahan yang jatuh pada hari Minggu ku turut ayah ke kota ini (kok malah nyanyi) pas banget dengan hari libur nasional pada hari Senin keesokan harinya. Walhasil kami (Saya dan teman2 ya iyalah siapa lagi coba) bisa perpanjang berlibur di kota besar Surabaya, tidak terlalu terburu buru dihantui pekerjaan hari Senin. Kami (Saya, Sisil, Farah, Mba Gilang dan Mba Desi) senaaang sekali, terlebih lagi kami semua memang belum pernah berkunjung ke Surabaya.

Kami berangkat malam Minggu janji bertemu jam 8 di terminal bayangan berharap dapet bis malam dengan keberangkatan jam 9 dan yakin akan dapet tempat duduk. Dan tak disangka kami baru dapet bis ternyata pukul 10 malam. Hampir cewe-cewe cakep ini dikerubungi lalet gara-gara kelamaan nunggu. Selain itu kami pun berdiri sepanjang perjalanan Semarang hingga Solo bergantian (asal tahu saja perjalanannya memakan waktu 3 jam lebih), berpegal pegal ria lah kami. Tapi tetep dibawa senang sambil ketawa ketiwi meski berdiri mengganggu penumpang lain yang mau tidur dengan senang hati. Hihihi.

Perjalanan panjang (baru sampe terminal jam 6.30) dari Semarang menuju Surabaya ditambah berlelah2 berdiri serta tidur di bangku bis yang membuat punggung tak nyaman lagi membuat kami tertidur lelap begitu sampai di rumah ibu yang baik hati, bu Nastiti, yang sudah menjemput kami, menyediakan makan pagi, menyiapkan kamar anaknya untuk ditempati, mem-booking kamar hotel meski bukan vip sampe nganter ke tempat nikahan pake mobil pribadi. Ckck. terima kasih ibu Nastiti beserta keluarganya yang ramah serta baik budi.

Bukti kalau kami memang pergi nikahan
Ki-Ka (Ibu Nastiti, Sisil, Mba Desi, Dani & Lis, Saya, Farah, Mba Gilang)

Terkunci

Kisah ini merupakan kisah nyata, halah memang blog ini isinya kisah nyata semua.

Minggu siang, merupakan waktu yang sangat menyenangkan untuk tidur siang dan bermalas-malasan di dalam kamar sehingga sore nanti bisa bersemangat kalau mau jalan-jalan (ups ketahuan deh kerjaannya kalo liburan. Heu). Begini kisahnya, Minggu pagi saya keluar kosan karena ada acara kumpul di rumah teman hingga zuhur. Pukul satu siang saya sudah sampai di depan pintu kosan, dengan kepala pening karena sangat ingin menikmati rebahan di kasur, saya buka handle pintu dan apa yang saya dapati teman? IT’S LOCKED alias terkunci. Padahal biasanya tidak pernah dikunci karena ada ibu kos.

Masih dengan santai saya buka tas saya mengambil kunci karena di kunci kamar saya terdapat kunci cadangan pintu depan kosan dan apa yang saya dapati teman? IT’S NOT IN MY BAG seperti biasa. Ya ampuuuuuuun memori saya kembali ke jam 7 tadi pagi dan mengingat bahwa saya tidak mengambil kunci dari pintu kamar saya. Itu berarti kunci saya masih nyantel di pintu kamar. Grrrr.

Tidak putus asa saya ketuk pintu depan kosan sambil mengucap salam dan meneriakkan nama ibu kos, anak-anaknya dan penghuni kosan yang masih di kamar. Bleh. Ternyata tak ada sahutan. Itu berarti mereka semua sedang pergi. Ibu kos pasti mengira saya membawa kunci kosan. Astaga bencana ini jadinya. Mana mata sangat ingin terpejam, kepala berat menahan kantuk. Huhu. Cuaca memang tidak hujan tapi sangat berangin. Ingin tidur depan kosan malah nanti sakit dan disangka gelandangan. Baiklah, karena putus asa saya sms teman siapa tahu dia ingin menemani tidur di masjid Baiturrahman dekat Simpang Lima (astaga masjid jadi tempat istirahat, habis mau bagaimana lagi). hehe. Eh dia bilang sedang main ke mall. Waduh, karena tidak punya teman lain maka setelah kejadian terkunci depan pintu kosan maka saya pun main ke mall. hehe.

Monday, January 30, 2012

Hujan Datang (Terkadang) Aku Tak Senang

Tulisan ini merupakan hutang saya pada bulan Desember kemarin, menggenapkan tiap bulan 4 tulisan. Harap maklum selain karena faktor kemalasan, kemampuan menulis saya yang minimalis juga menjadi tantangan. Padahal hanya menuliskan cerita yang saya alami sehari-hari tanpa membumbuinya dengan komedi apalagi hikmah yang menggugah hati. (Saya akui, saya ingin sekali membuat tulisan macam itu yang bikin orang tertawa geli atau berniat dalam hati akan perbaiki diri). Ah malah jadi melantur.

Tulisan ini serius jadi jangan tertawa plis. Hehe siapa juga yang baca tulisan saya sampai tertawa.

Sungguh, hujan merupakan berkah. Bukan berarti saya tidak suka hujan, saya menyukainya (bahkan sangat). Saya suka hujan karena salah satu waktu diijabahnya doa. Saya sangat suka menengadahkan wajah ke langit dan merasakan jatuhnya titik hujan. Saya suka bermain genangan air saat hujan, menyiprat2kannya. Saya suka memandangi hujan. Saya suka tak pakai payung jika hujan tidak deras (kadang sambil menitikkan air mata agar tak terlihat kalau sedang menangis. kenapa jadi sedih gini). Saya suka lagu yang menyebutkan kata hujan (Sherina - Pelangiku, Opick feat Amanda – Satu Rindu, Utopia - Hujan). Saya juga suka Rain (bleh ini mah artis dengan nama hujan, sekedar tambahan alasan menyukai hujan.he).

Hanya saat ini terkadang saya tidak menyukainya jika datang dengan derasnya, bahkan saya menuliskannya di twitter.

Bukan hanya lampu lalu lintas, merah pun membuat resah (merah di sini maksudnya adalah garis elevasi sungai yang berarti harus waspada)
Khawatir bila hujan datang..jangan deras deras ya..
Tidak membencimu,tapi jangan deras deras ya #hujan
Terang benderang tapi hujang eh hujan
Seperti naik roller coaster #hujan deras datang kemudian menghilang

Jadi begini ceritanya…

Seingat saya semasa SD dulu (OK, ini merupakan pengakuan bahwa saya sudah tidak SD lagi, duh apa sih) dalam pelajaran pengetahuan alam disebutkan bahwa musim hujan di Indonesia adalah bulan yang memiliki akhiran –ber (omong-omong, memang ada ya akhiran -ber dalam pelajaran bahasa Indonesia? kayanya adanya awalan ber- deh. Sumpah serius abis ni becandaan). Seperti Januariber, Februariber, Maretber, Aprilber, Meiber (jadi inget penyanyi muda, bah itu mah Justin Bieber), Juniber, Juliber dan Agustusber. hmm yg nulis ngaco.

Cerita bermula dari pemindah tugasan atasan saya ke tempat kerja yang lain pada bulan ini, Januariber. he. Sehingga mengakibatkan tanggung jawabnya berpindah ke saya (kayanya penting en berat gimana gitu ya, padahal mah..). Deskripsi pekerjaan saya intinya jika terjadi keadaan gawat darurat maka sayalah yg bertanggung jawab. Plis jangan tanya pekerjaan saya apa (ckck gak ada yg tanya juga). Pengalaman atasan saya dulu, dia sempet alami bertanggung jawab saat banjir. wuah. Repot katanya (harus ini harus itu, pake kata ganti ga jelas banget kerjanya). Meski ada atasan yang lebih tinggi tapi keadaan gawat darurat macam banjir itu jadi tanggung jawab pekerjaan kami. Waktu itu, harus buat laporan (ini mah biasa), koordinir orang kantor dan orang lapangan (agak sedikit gak biasa, maklum masih muda yang diatur udah gak muda), koordinasi sama warga (menurut saya ini gak biasa, karena berhubungan bukan dengan rekan sekerja akibat banjir yg juga dirasakan warga). Itu yg dilakukan atasan saya dulu. Nah gak kebayang kalau kejadian untuk yang kedua kali. Doakan tidak terjadi ya.

Setiap hujan deras datang, saya pasti deg-degan khawatir banjir datang. Pernah suatu waktu hujan deras kemudian berhenti kemudian hujan lagi begitu terus sampai sore. Rasa deg2an saya pun sudah seperti naik roller coaster, naik turun. wuih ngeri pokoknya.

Yah begitulah jika Hujan Datang (Terkadang) Aku Tak Senang