Pernahkah merasa bahwa dirimu dipenuhi dengan dirimu sendiri? Ya, perasaan saat dirimu sepertinya tak membutuhkan orang lain. Toh, aku bisa mengerjakan ini dan itu sendiri. Untuk apa orang lain? Menyulitkan saja, pikirmu.
Tapi tahukah kamu, sejatinya kamu tak bisa hidup sendiri. Bahkan tanpa bantuan orang lain. Bisa apa kamu tanpa orang lain?
Bangun tidurmu karena suara azan orang lain berkumandang di waktu subuh. Sarapanmu kau peroleh dari ibu penjual pecel yang sejak dini hari pergi ke pasar dan lanjut berkutat di dapur. Tiba di tempatmu menghabiskan waktu 8 jam sehari karena ada supir angkutan yang rela mengangkutmu padahal ongkos hanya empat ribu. Bisa apa kamu tanpa orang lain?
Penghasilanmu kau peroleh karena kau bekerja untuk orang lain. Mau
beli ini beli itu, kau butuh orang lain kan. Segala hal yang kau kerjakan di
kantor, di rumah, di sana, di sini, apa bisa tanpa bantuan orang lain. Ah bisa
apa kamu tanpa orang lain?
Maka...
Lepaskanlah
earphonemu, simpan telepon genggammu, sapalah teman di sampingmu. Bukalah
pintumu dan keluarlah untuk menemui orang-orang yang selama ini terlalu lama
tak kau sapa. Peluklah orang-orang yang kau sayangi. Ketuklah pintu tetangga
dan berikan sesuatu untuknya. Tersenyumlah. Kembalilah jadi manusia
Semoga kita
bukan alien. Semoga kita masih manusia – yang terhubung dengan manusia-manusia
lainnya dengan ikatan perasaan-perasaan (Fahd Pahdepie dalam Perjalanan Rasa)
No comments:
Post a Comment