Misalnya saja saat saya pertama
kali menaiki pesawat terbang. Merasakan sensasi saat take off dan landing atau
berada di ketinggian saat cuaca hujan. Takut banget jatuh kaaan atau ada
pembajakan pesawat macam di film-film itu *ini lebay. Wuidih yang bisa saya
lakukan hanya berdoa saja pada Yang Maha Segalanya. Pun waktu saya masih kecil,
melangkahkan kaki kecil pertama kali ke dalam kelas juga menimbulkan rasa
takut. Takut tidak punya teman atau tidak bisa mengikuti pelajaran. Buktinya, ibu
masih melongok dari luar jendela memastikan kalau saya baik-baik saja.
Padahal banyak hal di dunia ini
baru pertama kali bagi saya. Jadi saya atau mungkin juga kita menghadapi banyak
ketakutan. Tapi toh saya bisa melaluinya, hanya tinggal lakukan saja.
Misalnya saat saya ketakutan
berdiri di depan kelas di hadapan guru dan teman-teman saat tugas Bahasa
Indonesia membawakan acara. Takut nilai jelek atau tak ada yang memperhatikan.
Nyatanya saya malah dianggap melawak karena memilih membawakan acara AMKM *gak
tahu? gugling gih. :D. Pun waktu naik gunung pertama kali, saya takut tidak
kuat takut merepotkan teman seperjalanan. Nyatanya saya kuat kok meski sering
istirahat.
Jadi, kenapa takut. Tinggal lakukan
saja. Tentu diiringi upaya penuh semangat dan doa.
Terakhir,
Ketakutan yang
sedang kamu rasakan, maukah kau membaginya denganku? Mungkin tak hilang rasa
takutmu, tapi ada kemungkinan kau semakin berani tuk hadapi ketakutanmu
bersamaku kan.
Eaaa, gubrak.
No comments:
Post a Comment