Tulisan ini merupakan hutang saya pada bulan Desember kemarin, menggenapkan tiap bulan 4 tulisan. Harap maklum selain karena faktor kemalasan, kemampuan menulis saya yang minimalis juga menjadi tantangan. Padahal hanya menuliskan cerita yang saya alami sehari-hari tanpa membumbuinya dengan komedi apalagi hikmah yang menggugah hati. (Saya akui, saya ingin sekali membuat tulisan macam itu yang bikin orang tertawa geli atau berniat dalam hati akan perbaiki diri). Ah malah jadi melantur.
Tulisan ini serius jadi jangan tertawa plis. Hehe siapa juga yang baca tulisan saya sampai tertawa.
Sungguh, hujan merupakan berkah. Bukan berarti saya tidak suka hujan, saya menyukainya (bahkan sangat). Saya suka hujan karena salah satu waktu diijabahnya doa. Saya sangat suka menengadahkan wajah ke langit dan merasakan jatuhnya titik hujan. Saya suka bermain genangan air saat hujan, menyiprat2kannya. Saya suka memandangi hujan. Saya suka tak pakai payung jika hujan tidak deras (kadang sambil menitikkan air mata agar tak terlihat kalau sedang menangis. kenapa jadi sedih gini). Saya suka lagu yang menyebutkan kata hujan (Sherina - Pelangiku, Opick feat Amanda – Satu Rindu, Utopia - Hujan). Saya juga suka Rain (bleh ini mah artis dengan nama hujan, sekedar tambahan alasan menyukai hujan.he).
Hanya saat ini terkadang saya tidak menyukainya jika datang dengan derasnya, bahkan saya menuliskannya di twitter.
Bukan hanya lampu lalu lintas, merah pun membuat resah (merah di sini maksudnya adalah garis elevasi sungai yang berarti harus waspada)
Khawatir bila hujan datang..jangan deras deras ya..
Tidak membencimu,tapi jangan deras deras ya #hujan
Terang benderang tapi hujang eh hujan
Seperti naik roller coaster #hujan deras datang kemudian menghilang
Jadi begini ceritanya…
Seingat saya semasa SD dulu (OK, ini merupakan pengakuan bahwa saya sudah tidak SD lagi, duh apa sih) dalam pelajaran pengetahuan alam disebutkan bahwa musim hujan di Indonesia adalah bulan yang memiliki akhiran –ber (omong-omong, memang ada ya akhiran -ber dalam pelajaran bahasa Indonesia? kayanya adanya awalan ber- deh. Sumpah serius abis ni becandaan). Seperti Januariber, Februariber, Maretber, Aprilber, Meiber (jadi inget penyanyi muda, bah itu mah Justin Bieber), Juniber, Juliber dan Agustusber. hmm yg nulis ngaco.
Cerita bermula dari pemindah tugasan atasan saya ke tempat kerja yang lain pada bulan ini, Januariber. he. Sehingga mengakibatkan tanggung jawabnya berpindah ke saya (kayanya penting en berat gimana gitu ya, padahal mah..). Deskripsi pekerjaan saya intinya jika terjadi keadaan gawat darurat maka sayalah yg bertanggung jawab. Plis jangan tanya pekerjaan saya apa (ckck gak ada yg tanya juga). Pengalaman atasan saya dulu, dia sempet alami bertanggung jawab saat banjir. wuah. Repot katanya (harus ini harus itu, pake kata ganti ga jelas banget kerjanya). Meski ada atasan yang lebih tinggi tapi keadaan gawat darurat macam banjir itu jadi tanggung jawab pekerjaan kami. Waktu itu, harus buat laporan (ini mah biasa), koordinir orang kantor dan orang lapangan (agak sedikit gak biasa, maklum masih muda yang diatur udah gak muda), koordinasi sama warga (menurut saya ini gak biasa, karena berhubungan bukan dengan rekan sekerja akibat banjir yg juga dirasakan warga). Itu yg dilakukan atasan saya dulu. Nah gak kebayang kalau kejadian untuk yang kedua kali. Doakan tidak terjadi ya.
Setiap hujan deras datang, saya pasti deg-degan khawatir banjir datang. Pernah suatu waktu hujan deras kemudian berhenti kemudian hujan lagi begitu terus sampai sore. Rasa deg2an saya pun sudah seperti naik roller coaster, naik turun. wuih ngeri pokoknya.
Yah begitulah jika Hujan Datang (Terkadang) Aku Tak Senang
No comments:
Post a Comment