Monday, January 26, 2015

Cerita Perjalanan Bangkok

Assalamu’alaikum

Ini cerita perjalanan saya dan teman jalan-jalan di Bangkok, meski sebentar cukup menyenangkan. Bikin pengen balik lagi, semoga Allah beri rejeki yaa.

Khaosan Road
Kawasan ini adalah salah satu destinasi juga yang biasanya didatangi wisatawan karena pusat menginapnya backpacker dari seluruh dunia. Banyak pedagang yang menjual oleh-oleh tak lupa jajanan khas Thailand seperti buah-buah segar, coconut ice cream, banana pancake, padthai, makanan ngeri kaya sate kalajengking dkk. Dan jika malam tiba, kawasan ini berubah menjadi kawasan pesta bagi para bule ya minum, nari n nyanyi. *Wah wah wah.



Asiatique
Menurut cerita teman yang sudah ke Bangkok, tempat wisata ini adalah tempat wisata yang wajib dikunjungi jika ke Bangkok. Bianglala, tempat makan *gatau sih kehalalannya, toko suvenir lucu, gembok cinta, patung dan banyak spot  foto OK di dalamnya. Seru banget, ditambah perjalanan dari tempat menginap di Khaosan road yang cukup jauh ke Asiatique ya jalan kaki, ya naik perahu, ya naik BTS, mampir di MBK untuk solat maghrib,  terus jalan kaki lagi, terus naik perahu gratis yang disediakan menuju Asiatique.

Datang ke Asiatique lebih bagus begitu jam buka sekitar jam 4 sore, kemudian keliling sampai malam hari ketika lampu-lampunya dinyalakan. Jika datang sore hari, masih bisa foto saat langit masih biru dan menyaksikan sungai yang sebenernya gak bersih-bersih amat sih tapi pemerintah Thailand sangat memperhatikannya karena perahu adalah salah satu alat transportasi di kota Bangkok.

Di sini ada toko oleh-oleh murah yang pedagangnya lancar berbahasa Indonesia karena katanya, “pelanggannya banyak orang Indonesia dan beli banyak barang”. Haa. Yah kebiasaan kebanyakan orang Indoensia kan kalau pergi pasti beli oleh-oleh untuk tetangga, saudara, kalau perlu orang lewat *saking baiknya. :D. Saya lupa nama tokonya tapi deket toko ayam goreng terkenal K*C dan gak begitu jauh dari pintu tapi arah darat *kalau saya kan dari sungai tuh.



Grand Palace
Dari Khaosan road, untuk menuju Grand Palace hanya tinggal jalan kaki saja tapi lumayan jauuuh ya manceman. Tapi gak apa apa namanya juga jalan-jalan. Kami gak sampai masuk sih, bayarnya lumayan mahal soalnya 500 baht *irit. Karena pelataran luarnya dibuka ya kami foto-foto di luarnya aja sudah cukup senang. Beberapa gedungnya ada yang seperti di kota lama Jakarta, berjendela tinggi dan bercat putih.

Sebelum masuk ke lokasi ini, di pintu masuk pertama yang kami datangi tidak diizinkan masuk oleh penjaganya karena katanya sedang ibadah. Tapi karena penasaran, maka saya dan teman tetap menyusuri tembok tinggi yang mengelilingi mencari pintu masuk lain. Ternyata boleh masuk dan ramai turis asing yang masuk. Kami pun ikut masuk.

Setelah puas narsis di pelataran Grand Palace, kami pun menyeberang dan istirahat di tempat macam alun-alun berpadang rumput yang cukup luas. *aksi foto-foto pun terulang lagi. Selain adem karena banyak pohon dan berumput hijau sepanjang mata memandang, jadi bikin kami bisa duduk tenang sambil mengobrol dan menikmati cemilan bekal perjalanan.





Wat Arun
Wisata ke Bangkok yang juga terkenal dengan seribu pagodanya ini memang sudah seperti wisata religi. Karena kami kan mengunjungi tempat ibadah umat Buddha. Salah satu yang kami kunjungi adalah Wat Arun. Selesai dari Grand Palace berjalan menyusuri temboknya maka akan kita temui semacam stasiun untuk kereta atau terminal untuk bis atau shelter untuk busway *jadi apa namanya ya. Cukup bayar 3 baht kami bisa menyeberang sungai menuju Wat Arun.

Wat Arun ini, katanya lebih bagus lagi dilihat malam hari karena dindingnya yang dihiasi seperti kaca akan tampak menyala. Dengan 50 baht kami pun berkeliling di Wat Arun. Lokasinya yang apik ditambah taman yang juga dihias dengan indah menambah kenyamanan kami berlama-lama di sana meski panas matahari menyengat.

Jangan cuma berkeliling dan mengambil gambar dari bawah saja. Coba juga sensasi naik sampai hampir ke puncaknya, curaaam banget tangganya. Mungkin kalau naik masih tak terasa ngerinya tapi saat turun, ngeri banget, jadi tipsnya sebaiknya turun menghadap tangga.




MBK (Mahboonkrong)
Nah begitu selesai berwisata di Wat Arun, kami rencananya mau k MBK, mol besar yang terkenal di Bangkok untuk solat, makan siang tom yam halal dan beli oleh-oleh. Di perjalanan kami lihat bus nomor sekian tulisannya MBK, dengan PD kami hapalin karena mau nyoba naik bis. Saat nunggu di tempat pemberhentian bis ternyata bis dengan nomor yang sama bukan ke MBK. OMG, bagaimana ini padahal sudah naik. *psst keneknya rata-rata perempuan loh. Karena satu teman kami sebelumnya pernah ke Bangkok jadi dia putuskan untuk turun di stasiun BTS saja untuk menuju MBK. Setelah naik BTS ternyata masih harus naik MRT supaya sampai di MBK, maka kami pun mencoba naik MRT.

Perut sebenarnya sudah kelaparan tapi kami harus solat dzuhur dulu. Maka kami pun muter-muter bermodalkan mengingat-ngingat tadi malam karena sudah solat maghrib di mol ini juga sebelum ke Asiatique. Di Mol ini disediakan musola loh, berasa di Indonesia ya. Setelah menunaikan kewajiban solat, kami pun langsung cari tempat makan tom yum halal dan beli oleh-oleh kaos, manisan mangga kemudian cuuus pulang ke Khaosan road. Sebenarnya dari MBK kami harus naik BTS, naik perahu dan jalan kaki menuju Khaosan road tapi karena kami diburu waktu, maka kami pun memilih naik tuk-tuk. Maka lengkaplah perjalanan hari itu menggunakan berbagai alat transportasi di Bangkok, kecuali taksi n ojek.

No comments:

Post a Comment