Saturday, April 6, 2013

Penutupan Jalur Pendakian Semeru, Terima Kasih

Hayooo liburan weekend pekan terakhir bulan maret pada ke mana nih? *nada pertanyaan begini model-modelnya mau pamer nih. Yap tidak salah, semoga masih mau baca postingan berikut. Ahaha.

Kisah ini berawal dari gagalnya rencana perjalanan teman-teman komunitas ngetengmania menuju Semeru tanggal 27-31 Maret 2013 karena penutupan jalur pendakian Semeru beberapa hari sebelum keberangkatan mereka. Alhasil saya dengar dari sumber terpercaya mereka mengganti arah perjalanan menghabiskan akhir pekan mereka ke Sempu dan Baluran, mereka pun menyebutnya #semelur.

Yap memang awalnya saya ga termasuk dalam grup yg akan melakukan pendakian ke Semeru. Belum pernah naik gunung meeen (But next time, I will. Haha gaya). Tapi karena ada dua teman saya yang udah baik juga cantik Nanay en Nuha mengingat saya, maka diajaklah saya. Huwooow, *langsung nyanyi “betapa senang hatiku diajak jalan-jalan ke sempu“ (OK, mungkin lagu ini gak ada yg tau ya, hix, jadi kaga lucu dah. Ini tuh plesetan lagu dangdut betapa malang nasibku dst).

Pulau Sempu, 27-28 Maret 2013

Untuk ikut trip ini saya bayar Rp 100.000 tapi sudah janjian sampai di Stasiun Kota Malang dulu, untuk biayanya saya kurang paham bisa coba tanya langsung ke bendahara perjalanan ini Moa. hehe. Kenapa Cuma bayar 100 rebu karena saya Cuma ikut perjalanan ke Sempu tapi gak ikut ke Baluran. But it was still sooo much fun. Makanya saya bilang Penutupan Jalur Pendakian Semeru, Terima Kasih :P

So, here is the story guys… Hope you enjoy it

Sampai di Stasiun Kota Malang, kami menyewa angkot untuk sampai di pantai Sendang Biru. Setelah makan siang dan menyiapkan diri untuk trekking. Kami pun menuju Segara Anakan yang kurang lebih makan waktu 2 jam. *gile waktu aja dimakan, dasar karnivora. Buat saya yang belum pernah naik gunung sudah itu gak pernah olahraga, perjalanan ini cukup melelahkan. Jika trekking tidak gendong tas sih masih kuat (kaleee), tapi saya bawa tas yah memang sih bukan bawa tas carrier yang isinya tenda, alat masak dan sharing-an logistic seperti teman2 saya. Tapi tetap saja berat. fufufu.

Jalur yang becek, naik, turun buat kami sering istirahat dan menenggak minuman. Selain itu perjalanan tanpa pemandu, sempat membuat beberapa dari kami meragukan jalur perjalanan yang dipimpin teman kami. Ahaha maaf ya bang.

Setelah sampai, kami gak langsung bikin tenda tapi main pasir, main air, naik tebing, lihat ombak dan laut lepas (katanya samudera hindia) dan gak ketinggalan foto2. Prinsip kami “Tenda belakangan yang penting main duluan”. Padahal ada grup lain yg tiba di waktu yang sama langsung bikin tenda supaya gak kemaleman dan gak butuh bantuan senter u/ diriin tenda.:P

Malamnya diisi dengan solat, masak (saya bagian sok sibuk ajah. Hee), makan, bercanda kemudian tidur. Tenda yg sudah didirikan kemudian diberi matras ternyata gak dipakai karena kami pilih tidur di luar meski nyamuk tersebar karena malam berhias bulan bundar.

Nah paginya selain solat, masak, makan, main air, naik tebing, bercanda dan foto2 (lagi) kami juga beberes untuk siap2 pulang menuju pantai sendang biru, yap kami ga lama2 karena tempat wisata lainnya sudah menunggu kedatangan kami. Tsaah 

Ini bicara aja, gak ada fotonya apa. Oh tentu ada, selamat menikmati (berasa di kondangan)

Pantai Sendang Biru


Segara Anakan

Teman-teman komunitas ngetengmania

Dari atas tebing

Dari atas tebing juga

Tenda dari atas tebing

 

No comments:

Post a Comment