Pulang. Yap, saya mau cerita
tentang jadwal pulang saya ke rumah. Ciledug, kotamadya yang kalo mau ke sana
macetnya tiada terkira meski sudah dibangun fly over di perempatannya ternyata
macetnya pindah deket mol barunya.
Sebelumnya saya hanya tahu Udara
Singa-lah maskapai termurah dari dan ke Semarang melalui udara, tapi sejak
Maret tahun ini (2012 maksudnya) ada maskapai lain dengan harga tiket jauuuh
lebih murah. Bayangkan saja harga tiket mulai dari 125 ribu saat promo
perdananya kalau tidak salah. Murah banggets kan.
Saya pun memburu tiket dan
berencana booking online. Eh ternyata betapa kuciwa beratnya saya karena hanya
bisa transfer via bank ABC. Hyaaah, saya dan orang rumah gak ada yang punya.
Tapi kata teman kantor saya bisa dibeli langsung di counternya yang ada di DP
mall. Saya berusaha mengingat2 lagi, saya merasa pernah melihat tulisan Udara
Asia di Simpang Lima, tempat yang mudah dijangkau dibanding DP mall di jalan Pemuda.
Dan sepulang kantor pun, saya
merelakan diri tidak ikut nebeng motor teman dan memilih naik angkutan umum
untuk mampir ke counter Udara Asia. Setelah turun angkot yang hanya sampai
depan Citra Land dan harus dilanjutkan jalan kaki hampir mengitari setengah
bundaran Simpang Lima, saya harus menelan kekecewaan karena ternyata sudah
tutup. Sudah jalan jauh-jauh pikirku
waktu itu, malah sudah tutup. Huhu.
Keesokannya pun saya minta
diantar orang kantor dan ternyata benar ada counter pembelian tiket. Yeay.
Alhamdulillah, berarti besok-besok kalau mau beli tiket bisa langsung di
Simpang Lima. Jam pelayanannya pun tidak dibatasi jam istirahat pukul 12 siang,
karena tetap ada yang jaga. Selain itu juga bisa membelikan untuk orang lain
asal namanya sama dengan KTP atau bagi yang belum memiliki KTP dengan tanggal
lahir. Investasi kebaikan kalau teman mau titip nih. Hehe.
Oya saya belum sampaikan harga
tiket PP saya dari dan ke Semarang ya. Hanya Rp 390.000 saja. Sebelumnya, tiket
paling murah yang pernah saya beli untuk PP adalah Rp 450.000. Lumayan kan
saving Rp 60.000. Kalau dapet harga tiket pesawat segitu terus, sepertinya saya
akan mengucapkan selamat tinggal Nusantara (armada bis yang selalu saya
tumpangi untuk pulang).